Sabtu, 03 November 2007

MLM antara HARAPAN vs REALITAS

Assalamu'alaikum wr wb

MLM realitasnya sering jauh berbeda dari konsep atau teori yang ada, bahkan sangat tidak layak untuk dikerjakan, banyak dijumpai kegagalan. Bagaimana mengetahui semua itu? MLM itu apa? Apa bedanya dengan konvensional marketing? Apa bedanya MLM yang benar, MLM yang benar dan layak dikerjakan, dengan MLM yang tidak benar (Money game)? Kenapa begitu jauh antara harapan dengan realitas dalam dunia MLM, dan bahkan terjadi berbagai penyimpangan? Adakah parameter MLM yang benar dan layak untuk dikerjakan oleh masyarakat ? dan benar-benar mensejahterakan ?......

SEJARAH NETWORK MARKETING
  • Tahun 30-an di Amerika dalam resesi, pabrik-pabrik hanya mampu memproduksi barang, namun tidak mampu MEMPROMOSIKAN dan MENDISTRIBUSIKAN
  • Ide “Konsumer sekaligus Distributor dan Promotor”, mengatasi masalah.

SEJARAH SINGKAT MENGENAI SISTEM PENDISTRIBUSIAN PRODUK
  • Abad ke 19, kedai-kedai seperti toko roti, toko daging dll, dianggap paling bagus !
  • Muncul ide kedai-kedai dalam satu tempat oleh WT. Grant, sehingga muncul konsep Departemen Store. Awalnya Departement Store dianggap melanggar hukum, sampai WT. Grant di penjara, namun momentum Departement Store samasekali tidak bisa dibendung. WT. Grant bebas dan Departement Store semakin berkembang.
  • Dari Departement Store, muncul Shoping Mall, Franchishing, hingga Hyper Market dan Network Marketing, masing-masing memiliki momentum sendiri-sendiri yang tidak bisa di bendung.

APA ITU MLM, PENJUALAN BERJENJANG, NETWORK MARKETING ?

  • Merupakan salah satu metode pemasaran, dimana “user sekaligus promotor dan distributor”
  • Prinsip kerja: “Amal Jariah” (dalam Islam), “Dana Punia” (dalam Hindu Bali), “Defose” (Dalam Katholik/Protestan) maka income berdasarkan kerja pribadi dan seluruh jaringannya
  • Melalui MLM seseorang ;
    • Mendapat Produk dengan kualitas yang bagus,
    • Dengan Harga yang lebih murah dari harga sejenis di pasaran bebas atau setidaknya sama,
    • Sekaligus mendapatkan peluang usaha (belanja produktif)

MLM, APA BEDANYA DENGAN BISNIS KONVENSIONAL ?

KONVENSIONAL MARKETING

MLM

1. User (Pembeli) adalah raja, dan terpisah dengan jalur promosi dan distribusi, Namun menanggung seluruh beban biaya promosi, distribusi dll

1. User sekaligus bintang iklan (promotor) dan distributor

2. User belanja konsumtif (user berbelanja, mendapat produk, dipakai lalu habis)

2. User belanja produktif (user berbelanja, mendapat produk, produk dipakai sendiri sambil mempromosikan kepada orang lain, mendapat peluang usaha)

3. Cenderung monopoly dan penikmat keuntungan hanya pelaku dibidang promosi, distribusi

3. Penikmat keuntungan merata, semakin banyak masyarakat yang turut menikmati keuntungan dari sistem MLM

4. Jalur pemasaran yang sangat panjang yang tidak atau kurang efektif dan efisien, baik dilihat dari proses promosi maupun distribusi (lihat ilustrasi dibawah)

4. Efisiensi sebab pemotongan jalur distribusi dan promosi dilakukan oleh user sendiri (lihat ilustrasi dibawah)

5. Bintang Iklan tidak harus/Belum tentu user. Bintang iklan harus orang-orang yang terpilih

5. User sekaligus berfungsi sebagai bintang iklan dan harus menjadi wajah dari produk, siapapun bisa menjadi bintang iklan

6. Kualitas produk dari tingkat paling rendah hingga premium (dari yang ilegal sampai yang bersertifikat internasional)

6. Produk umumnya kualitas premium (umumnya bersertifikat nasional maupun internasional)

7. Diperlukan modal besar, resiko besar, keuntungan linear (1,2,3,4 dst)

7. Diperlukan modal kecil, resiko kecil, keuntungan eksponensial (1,2,4,8,16,32 dst)

8. Diperlukan lembaga promosi, distribusi dan sales

8. User membentuk network-user

9. Jam kerja sangat terbatas

9. Jam kerja unlimited, sejumlah angota tim satu group yang aktif

10. Sangat Piramidis

10. Kurang Piramidis, siapa yang mendatangkan omzet besar, maka bonus lebih besar (tergantung bagaimana marketing plan)

11. Tidak menunjukan pada masyarakat bagaimana meningkatkan daya beli terhadap produk/jasa yang ditawarkan

11. Menunjukan pada masyarakat bagaimana meningkatkan daya beli terhadap produk/jasa yang ditawarkan

12. Diperlukan toko/kantor/gudang khusus

12. Diperlukan toko/kantor/gudang khusus namun tidak sebanyak dan serumit dalam konvensional marketing

13. Kunci Kesuksesan dirahasiakan

13. Kunci Kesuksesan diberikan secara Cuma-Cuma

14. Umumnya tidak dibimbing oleh coucher yang berpengalaman

14. Umumnya dibimbing coucher yang berpengalaman dan sudah sukses

15. Sistem harus dipersiapkan dan dibangun

15. Sistem telah tersedia, member tinggal menjalankan

16. Harus mengurus segala urusan administrasi, birokrasi dll

16. Tidak perlu mengurus urusan administrasi, birokrasi dll

17. Aktif income, kalaupun bebas finansial Belum tentu memiliki kebebasan waktu, diperlukan keahlian khusus, pendidikan khusus

17. Menjanjikan kebebasan finansial, kebebasan waktu serta keringanan tanggung jawab, dengan modal, keahlian, tingkat pendidikan yang relatif minim

18. Tidak selalu menghargai informan (orang yang memberikan informasi), bahkan cenderung melupakan. Contoh: Jika X mau berbelanja produk ke Y melalui perantara A, begitu X mau belanja lagi Y, kemungkinan kecil akan menghargai A

18. Selalu menghargai informan. Contoh: Jika X mau berbelanja produk ke Y melalui perantara A, kapan saja, berapa saja X mau belanja ke Y lagi, maka A akan selalu mendapatkan fee (bonus)/komisi.

19. Untuk bisa berkembang senantiasa memakai “teknik renang” yang harus menyingkirkan dengan tangan, menendang dengan kaki seluruh pesaing dan bahkan bawahan sendiri

19. Semakin menciptakan sebanyak mungkin omzet, maka pendapatan bagi dirinya akan semakin besar

20. Profit sharing biasanya sederhana dan tanpa jebakan

20. Profit sharing biasanya rumit dan banyak jebakan



KENAPA MLM / NETWORK MARKETING ?

  1. Dunia bisnis, sebagaimana dunia pengetahuan dan teknologi lainnya semakin lama semakin efektif dan efisien (sebelum MLM = Belanja Konsumtif, sesudah MLM = Belanja Produktif).
  2. Tidak ada satupun pekerjaan didunia ini yang paling aman (secure), maka MLM menjadi alternative “side job” dan bahkan “main job” yang sangat bagus.
  3. Pekerjaan yang paling demokratis dan egaliter (Siapapun bisa menjadi leader), tanpa memandang dan menuntut latar belakang social, ekonomi, pendidikan dll yang diatas rata-rata.
  4. Pekerjaan yang paling fair, penghasilan bisa dikontrol, jaringan bisa dikontrol dengan sangat baik
  5. Menunjukkan pada masyarakat, bagaimana cara meningkatkan daya beli terhadap produk yang ditawarkan
  6. Pekerjaan yang peningkatan penghasilannya bisa secara eksponensial
  7. Menjanjikan kebebasan finansial, kebebasan waktu, serta keringanan tanggung jawab, dengan modal, keahlian, tingkat pendidikan yang relatif ninim.
  8. Sebuah alternatif untuk menjawab tantangan “betapa makin sulitnya mencari lapangan pekerjaan”
  9. Tidak mudah terpengaruh situasi apapun (politik, ekonomi, keamanan dll) didunia (sangat kecil pengaruhnya), kecuali kalau seluruh dunia kacau/konflict semua.
  10. Bisa dikerjakan dimana saja, kapan saja (khususnya melalui internet), market global
  11. Kemampuan orang bekerja satu hari adalah 8 jam (rata-rata), dalam Network Marketing unlimited (sebanyak Omzet yang aktif)
  12. Selama ini orang bekerja untuk mendapat uang, dan dalam bisnis jaringan bisa mencapai uang bekerja untuk kita.
  13. Realisasi prinsip ekonomi “Dengan modal sekecil mungkin mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin”. Bisnis konvensional untuk mendapatkan keuntungan Rp 100 juta/bulan setidaknya diperlukan modal Rp 1 milyar, sedangkan di bisnis network Marketing, cukup Rp 500.000,- - Rp 600.000,- saja.
  14. Baca juga penjelasan 20 point, pada pembahasan ”Apa beda MLM dengan konvensional marketing” diatas.

FAKTA DAN REALITASNYA 'MLM !

MLM secara konsep sebagaimana diutarakan diatas sungguh luar biasa, sayang realitasnya kebanyakan justru sebagaimana terlihat sebagaimana berikut:

  1. Selama ini masyarakat, DISURUH KERJA KERAS, DIBAYAR DENGAN BONUS YANG KECIL DAN LAMA (1,5 s/d 2 bulan lebih), SYARAT MACAM-MACAM (TUTUP POINT, KUALIFIKASI BEBERAPA BULAN, TOTAL GROUP SALES, SIDE VOLUME, HILANG OMZET DLL) dan dilengkapi dengan TIDAK TRANSPARAN, anehnya MASYARAKAT MASIH BISA FANATIK!!!
  2. Masyarakat selama ini DIBERI KEMBANG GULA TETAPI BERISI RACUN (PERINGKAT, REWARD, BONUS TERPANDING DLL) >> (Marketing Trap).
  3. MLM merupakan terobosan baru dibidang bisnis yang dahsyat, tetapi realitasnya kebanyakan orang gagal (jaringan ribuan, tetapi income yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil kerjanya)
  4. GAGAL, FRUSTASI, JENUH dll, dalam MLM bukannya karena member TIDAK KERJA KERAS, TIDAK KOMITMEN, TIDAK PENUH INTEGRITAS, TIDAK FOCUS DLL, melainkan Leader buta MLM menuntun member buta MLM, MARKETING PLAN YANG TERLALU MEMIHAK KE PERUSAHAAN

BUKTI DAN KESENJANGAN (GAP) 'MLM !

Situasi dan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia secara umum adalah “kebutuhan hidup jauh lebih tinggi dari penghasilannya” namun justru disodori bisnis yang realitasnya (kebanyakan) adalah:

JANJI DAN IMING IMING KEMEWAHAN DI BISNIS MLM PADA TAHAP AWAL

PERINGKAT
  • Bisnis tidak mengenal peringkat, melainkan berapa omzet yang bisa diciptakan.
  • Tidak bisa menikmati bonus peringkat diatasnya
  • Menuntut banyak syarat (tutup point setiap bulan, omzet dengan jumlah tertentu, PV, TGS, Kualified 3 bulan, Syarat kaki dll), untuk naik peringkat perlu syarat :
    • Minimal dua peringkat grup front line sama dengan peringkat up line
    • Mencapai target total poin minimal dua grup front line
    • Memiliki total poin grup side volume
    • Tutup Point
    • Salah satu syarat tidak dipenuhi maka tidak akan naik peringkat.

  • Jika terjadi break peringkat (Jika hanya 1 kaki peringkat downline anda menyamai peringkat anda) :
    • Persentasi bonus up line dari total jaringan yang sama peringkatnya adalah nol persen atau maksimal 1 % (drop), padahal jaringan justru semakin besar dan memerlukan biaya operasional yang lebih tinggi.
    • Agar tidak terjadi break , maka anda bisa membeli point grup yang terlambat perkembangannya, Menelantarkan grup yang terlambat perkembangannya, Menunda posting grup yang terlambat perkembangannya.
    • Downline yang ”ngebreak” anda, orang yang anda didik, anda support sejak awal, justru menjadi musuh utama anda (meskipun downline anda tidak menghendaki demikian), tetapi sistemlah yang memang tidak fair.
    • Jika tidak ada break peringkat, secepat apapun perkembangan downline anda tidak menjadi ancaman bagi anda (upline).
    • Up line berhenti menjadi seorang member dan trauma, padahal investasi waktu dan uang sudah sangat besar
  • Peringkat mengakibatkan “POSISI PIRAMIDA SAMPAI KAPANPUN” (Orang yang diuntungkan yang paling atas dan yang paling memenuhi syarat). Perusahaan menunda pembayaran bonus jika menerapkan peringkat yang tinggi (Peringkat yang belum dicapai oleh member)
  • Semakin tinggi peringkat, maka semakin besar persentasi bonus dari total omzet group, tetapi tidak otomatis bonus semakin besar, sebab masih tergantung omzet yang diciptakan. Biasanya yang dijual hanya “semakin tinggi peringat, maka semakin tinggi bonus”
  • Semakin banyak peringkat didalam MLM, semakin banyak BONUS TERPANDING dan selanjutnya bonus yang diterima member justru semakin kecil, sebab setiap peringkat senantiasa ada syarat.
  • Tidak mungkin seseorang member MLM dengan system peringkat, begitu masuk langsung mendapatkan posisi paling tinggi, serta memiliki jaringan yang banyak dan kuat. Dengan demikian tidak mungkin pula langsung menerima presentasi bonus yang tinggi (katakanlah 50%). Member MLM di peringkat awal biasanya menerima bonus jauh lebih kecil dari prosentasi keseluruhan jenis bonus yang dijanjikan. Oleh sebab itu MLM dengan mempergunakan system peringkat, pada prinsipnya menunda-nunda pembayaran bonus bagi member, dan untuk memperoleh BONUS TERPANDING itu biasanya banyak syarat, dan jika member MLM tidak mampu memenuhi syarat, maka berbagai BONUS TERPANDING itu menjadi MILIK PERUSAHAAN. Sungguh sangat tidak manusiawi!!!
  • MLM dengan penerapan peringkat, diperlukan waktu yang lama, faktor kesulitan yang sangat tinggi, harus memenuhi berbagai syarat (yang biasanya kurasng difahami sejak awal) untuk memperoleh bonus. MLM dengan TANPA PERINGKAT, kapanpun anda joint peluangnya sama dengan member-member sebelumnya, siapa yang mendatangkan omzet besar, maka akan mendapatkan bonus besar. Dalam MLM sistem peringkat, sebesar apapun omzet anda, jika tidak memenuhi syarat peringkat, maka bonus anda tidak akan pernah sesuai dengan omzet yang anda ciptakan.
  • Anekdot “Pangkat Jendral, Gajih Kopral” (Jika peringkat tinggi, tetapi jaringan rontok)
  • Setinggi apapun peringkat seseorang, tetaplah seorang DISTRIBUTOR!
  • Peringkat adalah MOTIVASI SEMU (Kembang Gula berisi Racun/ Marketing Trap), hanya mendapat ”gagah saja”, bonus belum tentu!
REWARD
  1. Reward biasanya dalam bentuk motor, mobil, rumah, tour dll
  2. Reward pada hakekatnya hasil keringat member yang diberikannya ditunda (Bonus yang terpanding), tetapi bonus yang terpanding itu untuk mendopping, memotivasi member itu sendiri.
  3. Member Network Marketing didopping dengan hasil keringat sendiri. Sebuah analogy: Kuda yang menggiling tebu atau menarik dokar, diatas kepalanya diberikan “reward” yang berupa rumput, krincingan dll yang berfungsi untuk merangsang kuda untuk bekerja keras. Jika kuda, reward diberikan oleh majikannya, sedangkan pemain MLM reward dari hasil keringatnya sendiri. Pemain MLM dianggap lebih bodoh dari kuda (DIKUDAI!!!).
  4. Ilustrasi: Omzet Rp 6 Milyar misalnya seseorang akan mendapat Mobil (senilai Rp 300 juta). Bagaimana kalau omzet mencapai Rp 5,5 Milyar? Mestinya setidaknya menerima uang atau produk senilai misalnya Rp 200 juta. TERNYATA (BONUS YANG TERTUNDA TADI) MENJADI MILIK PERUSAHAAN (SIC!)! Maka bagi kebanyakan orang “Bonus reward = Bonus diatas kertas”
  5. Reward adalah hasil akhir, untuk memperolehnya tidaklah mudah dan syaratnya macam-macam
  6. Reward membuka peluang kepada perusahaan menetapkan syarat syarat yang tidak diberitahu pada tahap awal
  7. Syarat-syarat untuk memperoleh reward antara lain: peringkat, jumlah grup front line, total omzet point setiap grup front line, side volume dan tutup Point, salah satu dari 5 syarat tidak terpenuhi maka reward tidak dapat di peroleh.
  8. Produk Reward belum tentu sesuai dengan keinginan member sendiri (misalnya kesukaannya Baleno tetapi terpaksa harus menerima FORTUNER, atau kebutuhannya 10 mobil angkot tetapi terpaksa harus menerima mobil FORTUNER)
  9. Jika perusahaan mendatangkan/berbelanja beberapa motor, mobil, rumah, penyelenggaraan tour dll tentulah mendapatkan keuntungan lagi, dan keuntungan itu tentulah tidak dibagikan ke member, melainkan justru menambah keuntungan bagi perusahaan. Oleh sebab itulah Reward biasanya tidak bisa ditukar (memang ada juga MLM yang rewardnya bias diuangkan).
  10. Reward adalah Motivasi Semu (Kembang Gula berisi Racun/Marketing Trap)
  11. BONUS MLM dalam bentuk CASH dan REWARD (bersyarat dan ditunda). Sebaiknya kita mencari MLM yang segala imbalannya dibayar secara CASH.
  12. Member MLM membutuhkan uang cash untuk : makan sehari-hari, biaya operasional,dll
  13. Lebih baik member sendiri yang menabung hasil jerih payahnya sendiri daripada disimpan perusahaan tetapi sekaligus dijadikan alat untuk memotivasi kita/member. Dan jika tidak memenuhi syarat, akumulasi omzet menjadi milik perusahaan!!!
PASIF INCOME dan BONUS SHARING (benarkah ada ?!?!)
  • Syarat Syarat Pasif Income & Bonus Sharing :
    • Memiliki peringkat tertentu, Total omzet perusahaan hanya diketahui perusahaan (tidak transparan). Ctt: Ajaran “No Crosslining” pada intinya “agar tidak saling menyampaikan keluhan” sehingga jaringan sama-sama bisa loyo dan berhenti, Point omzet group harus ada (tetap bekerja mengembangkan jaringan), Tutup Poin dan Side volume (tetap harus bekerja, atau terpaksa mengeluarkan uang untuk investasi/untuk mencapai bonus Pasif/Sharing.

MARKETING PLAN YANG BERPIHAK KEPADA PENGUSAHA DIMANA MEMBER MENJADI OBJEK

PEMBAYARAN BONUS TERLALU LAMA

  1. Pembayaran bonus yang terlalu lama mengakibatkan ke arah investasi. Member keluar modal awal ketika joint (katakanlah awal bulan), keluar biaya dan tenaga setiap hari, harus tutup point diakhir bulan, setelah tutup point masih harus bekerja lagi, baru pertengahan bulan menerima bonus. Kesemuanya itu mengakibatkan member MLM (kehabisan energi, biaya dan banyak hal lainnya), maka hampir semua MLM diperlukan motivasi-motivasi yang sering tidak realistis.
  2. Pembayaran bonus yang terlalu lama menciptakan ketidak seimbangan antara member dengan perusahaan. Member setiap saat mengeluarkan biaya, tenaga, fikiran demi terciptanya omzet, sementara perusahaan setiap hari mendapatkan omzet yang berarti juga memperoleh keuntungan.
  3. Pola Investasi hanyalah cocok bagi kondisi masyarakat yang serba berkecukupan (masyarakat negara maju), sedangkan masyarakat Indonesia umumnya kebutuhan lebih besar daripada income, maka ikut MLM maksudnya mencari solusi finansial, ternyata malahan investasi, maka “timbangan kebutuhan dengan income” justru semakin jomplang. Tetapi kondisi sedemikian tidak diketahui/disadari sejak awal, bahkan terus menerus berusaha “mengejar impian” (sebab ketidak tahuan), maka mengakibatkan banyak orang yang frustasi. Biasanya para leader hanya berkonsentrasi pada BONUS, bukan BIAYA OPERASIONAL para downlinenya. Para Upline terus menerus memotivasi Downline dengan analisa perkembangan bonus dan tidak dihubungkan dengan biaya operasional (padahal ditahap awal, tentulah biaya operasional jauh lebih tinggi daripada bonus)
  4. Member bekerja selama 1 ½ bulan (atau lebih), tetapi perhitungan omzet/bonus yang dibayarkan 1 bulan
  5. Member MLM memerlukan waktu yang lama untuk mencapai Balik Modal (BEP), sementara para leader/perusahaan hanya mem-blow up, perkembangan bonus
  6. Kemewahan, kebebasan finansial adalah hasil akhir. Dibutuhkan waktu, modal uang yang cukup besar untuk memperoleh semua impian di MLM
  7. Untuk bisa menjadi SOLUSI FINANSIAL, MLM harus membayar bonus secepat mungkin, secepat perusahaan menerima omzet dan keuntungan! (BAYARLAH UPAH BURUH SEBELUM KERING KERINGATNYA!!!)

TUTUP POIN SEBAGAI SYARAT MEMPEROLEH BONUS

  1. Tutup Poin Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Bonus (satu-satunya syarat untuk memperoleh hasil adalah BEKERJA, tidak boleh ada syarat lain, tutup point merupakan syarat tambahan yang sangat tidak adil bagi member MLM)
  2. Belanja Wajib setiap bulan sebagai syarat mengambil bonus. Jika tidak tutup point di akhir bulan, maka tidak akan mendapatkan bonus di bulan yang harus dilakukan tutup point itu, dibulan berikutnya. Ctt. Untuk memperoleh hasil satu-satunya syarat hanyalah bekerja (mendatangkan omzet ke perusahaan), jika ada syarat selain itu, maka itulah jebakan marketing (marketing trap)
  3. Repeat Order, belanja tiap bulan tetapi tidak sebagai syarat mengambil bonus (belanja dilakukan hanya jika member memperoleh bonus, dan besarnya tidak boleh melampoi besarnya bonus)
  4. Repeat Order harus dilakukan oleh semua member, jika sudah mendapatkan bonus
  5. Repeat Order tidak boleh melebihi besarnya Bonus
  6. Tupo = Kezaliman, Repeat Order = Fair (Dapat bonus Rp 10 juta, wajib tutup point (repeat order/belanja ulang) misalnya Rp 250.000,-, maka senilai Rp 250.000 diberikan dalam bentuk barang, dan Rp 9.750.000,- dalam bentuk uang.). Tutup point = Syarat untuk mengambil bonus. Reapeat Order = Akibat dari memperoleh bonus.
  7. Sering terjadi uang untuk tupo lebih besar dari bonus yang diterima
  8. Efek Gambling tupo adalah, jika seseorang menyangka para downline melakukan tupo ternyata tidak. Mengeluarkan uang dengan harapan mendapat bonus yang tidak diketahui jumlahnya.
  9. Tupo mengakibatkan kerja tambahan (ngejar-ngejar downline agar tupo)
  10. Tupo sering mengakibatkan barang bertumpuk, sebab terpaksa harus belanja meski barang masih ada, demi mendapatkan bonus.
  11. Tupo dengan demikian mengakibatkan produk bertumpuk, dan terpaksa jualan, dengan demikian terpaksa menjadi sales (Tetap di quadrant kiri!). Menjadi karyawan MLM tidak terasa.
  12. Dikebanyakan MLM memberlakukan Tutup Point (Tupo), tetapi tidak ada bonus tupo, sungguh tidak manusiawi!

PERHITUNGAN BONUS YANG RUMIT

  1. Perhitungan bonus berdasarkan poin produk yang dikonversi ke nilai uang ( sekitar 40 % s/d 65 % dari nilai uang )
  2. Perhitungan bonus berdasarkan persentasi posisi peringkat member
  3. Perhitungan bonus berdasarkan jumlah point grup front line
  4. Perhitungan bonus berdasarkan pembatasan batas level
  5. Perhitungan bonus berdasarkan total tutup poin pribadi dan tutup poin seluruh grup
  6. Perhitungan bonus berdasarkan total omzet perusahaan
  7. Seluruh perhitungan tersebut (1 s/d 6) harus senergy
  8. Perhitungan bonus yang rumit akan mengakibatkan : member tidak mengetahui secara pasti total bonus yang di terima sebelum ada statement bonus dari perusahaan, member kesulitan untuk mempresentasikan perhitungan bonus saat presentasi, member melakukan presentasi dengan reward, peringkat dan bonus (tanpa detail)
  9. Semakin banyak jenis bonus dan sistem perhitungan akan semakin menyulitkan setiap member
  10. Besar kecilnya total bonus member tidak tergantung kepada banyaknya jenis bonus
  11. Semakin banyak jenis bonus akan semakin rumit perhitungan dan semakin banyak jebakan yang tidak diketahui member (semakin ada peluang bagi perusahaan untuk menetapkan berbagai syarat yang tidak difahami member)
  12. Jenis bonus di sistem mlm hanya ada tiga jenis (sebagaimana terlihat dibawah ini), jika lebih biasanya 3 point dibawah ini dipecah-pecah lagi, yang biasanya merupakan jebakan. Jenis bonus sedikit, semakin sulit perusahaan menciptakan jebakan-jebakan. Bisnis, perhitungan bonus-bonus mestinya sederhana, kenapa selama ini dibuat sulit oleh perusahaan? Padahal perusahaan membuat marketing plan yang rumit sungguh tidak mudah, diperlukan konsultan yang hebat dengan biaya yang sangat mahal, tetapi kenapa hal itu dilakukan ?
  13. Lazimnya bisnis, semakin tinggi omzet maka semakin besar keuntungan, ternyata dalam MLM belum tentu, sebab sangat tergantung pada hal-hal berikut :
  • Break Away (Syarat Selisih Peringkat Antara Upline dengan Downline)
  • Batas Level (Jika Level dibatasi hingga 10, maka level ke 11 sudah tidak ada efek buat Upline)
  • Batas Waktu (Omzet bulan sebelumnya tidak diakui di bulan berikutnya)
  • Syarat Kaki (meski omzet memenuhi dan bahkan puluhan kali lipat dari yang ditentukan, jika tidak memenuhi syarat sebaran kaki, tetap tidak menerima bonus/reward)

MENJADI MEMBER PERUSAHAAN 'MONEY GAME

  • Perusahaan money game sebuah perusahaan pembohong yang pasti akan merugikan jaringan anda karena pasti perusahaan tidak akan bertahan lama
  • Setiap member yang bergabung akan membayar sejumlah uang tanpa memperoleh pruduk yang sepadan
  • Keuntungan perusahaan jauh lebih besar dari keuntungan member
  • Tanggung jawab uang dan moral ada pada member

MENGIKUTI PETUALANG-PETUALANG MEMBER MLM LAIN

  • Petualang-petualang mlm akan selalu berganti ganti mlm tanpa alasan yang jelas (biasanya mendaur ulang para downline)
  • Selalu berpikir mengetahui dan mengerti mlm padahal sebagai korban dan objek perusahaan
  • Selalu menyalahkan perusahaan padahal karena tidak memiliki kemampuan
  • Petualang selalu berbicara iming-iming kepada masyarakat
  • Mengorbankan jaringan demi kepentingan pribadi dan alasan pribadi


MENGAPA MASYARAKAT MESTI MEMILIH PERUSAHAAN 'MLM !

  1. Produk MLM umumnya bagus (Sertifikat Nasional POM maupun Internasional seperti FDA, HACCP, GMP dll)
    • Jika produknya bagus dan kita cocok dan bahkan mungkin sangat memerlukan, apakah sudah cukup alasan untuk kita jalankan bisnisnya? Belum!
    • Seorang bakul tahu yang sukses ingin membeli sepeda motor, tentulah tidak usah ”bakul sepeda motor”, tinggal beli saja (jika hanya orientasi produk).
  2. Keuntungan Member MLM Dimanapun Sama
    • Di semua MLM memberikan discount harga produk bagi para membernya
    • Disemua MLM menemukan sahabat yang tanpa batas, tanpa mengenal perbedaan status, RAS dll
    • Di semua MLM saling bantu membantu
    • Member memiliki kebebasan waktu bekerja
    • Member memperoleh berbagai pelatihan baik dari perusahaan mupun dari group leader
  3. Di kebanyakan MLM memiliki “Business School” yang bagus
    • Lebih baik mengikuti kursus bisnis atau kursus kepribadian yang sudah jelas berkualitas.
  4. Tugas Member MLM Sama
    • Menjadi wajah produk
    • Di semua MLM, member harus memprospek orang dan juga membina jaringan
  5. Kriteria/Parameter apa agar member MLM menjadi SUBJEK daripada OBJEK perusahaan MLM?

BAGAIMANA MEMILIH PERUSAHAAN MLM ?

OBJEK VS SUBJEK
  1. Member dibangun oleh para leader, namun kebanyakan akhirnya menjadi milik perusahaan.
  2. Member tidak berdaya jika terjadi perubahan produk (penambahan/pengurangan), marketing plan dan berbagai kebijakan lain. Pejah gesang nderek perusahaan X
  3. Pengusaha & Member, hanyalah partner bisnis, jika saling tidak nyaman bisa berganti partner
  4. Member jauh lebih memiliki bargaining power dibanding perusahaan. Jika seseorang memiliki jaringan 10 ribu orang saja, maka perusahaan akan mencari leader tersebut.
PILAR-PILAR PRINSIP MEMILIH MLM !

PROFIL & PERIJINAN PERUSAHAAN


    1. Perusahaan yang didukung oleh pabrik atau dana yang cukup ( Pengusaha yang tidak coba coba )
    2. Profil yang lengkap untuk kenyamanan bisnis anda.
    3. Ijin perusahaan MLM (Perusahaan MLM harus memiliki dua ijin)
      1. SIUP adalah ijin perusahaan
      2. IUPB ( Ijin Usaha Penjualan Berjenjang ) yaitu ijin khusus yang dikeluarkan Department Perdagangan untuk ijin perusahaan MLM
    4. Ijin produk. Produk produk perusahaan MLM terutama produk makanan dan minuman kesehatan harus memiliki ijin khusus dari Badan POM yang merupakan jaminan bagi masyarakat Indonesia bahwa produk tersebut aman untuk di konsumsi masyarakat. Jika ijin produk belum ada dari Dirjen POM maka produk tersebut tidak legal dan tidak aman untuk dikonsumsi

PRODUK (JIKA PRODUK MAKANAN/MINUMAN KESEHATAN)

    1. Produk perusahaan MLM sebagai kunci awal kendaraan penghubung antara member dengan calon prospek serta produk menjadi parameter bagi calon member sehingga tidak terjebak kedalam sistem money game
    2. Produk produk dengan kualitas yang baik
    3. Produk dengan harga yang realistis
    4. Produk di pakai secara berulang (consumable)
    5. Khusus untuk produk produk produk makanan kesehatan :
      • Mampu membantu penyembuhan berbagai penyakit yang diderita masyarakat
      • Reaksi efek lebih cepat di bandingkan produk retail

MARKETING PLAN

    1. Kecepatan pembayaran bonus (semakin cepat bonus di bayar semakin baik untuk member)
    2. Pembayaran bonus tanpa syarat belanja ulang ( tutup poin )
    3. Jenis dan perhitungan bonus yang sederhana ( meminimalisasi syarat syarat yang di tetapkan oleh perusahaan ) dan transparansi yang tinggi
    4. Besar kecilnya persentasi bonus yang diterima oleh member
    5. Tingkat probabilitas keberhasilan bisnis
LEADERS & SUPPORT SYSTEM

    1. Team leaders yang cerdas, tangguh, komitment, jujur serta memiliki integritas membantu seluruh jaringan
    2. Team leaders mampu memberikan pembelajaran edifikasi dan duplikasi yang benar, transparan, cerdas kepada seluruh jaringan sehingga tidak menjadi objek perusahaan MLM melainkan subyek
    3. Team leaders yang mampu menciptakan support system sebagai alat duplikasi, edifikasi, pembelajaran bisnis MLM serta cara membangun jaringan secara efektif & evisien dengan tanpa hanya motivasi yang tidak realistis
    4. Support system harus berfungsi sebagaimana proporsinya (system yang mensupport jaringan) dan tidak menjadi ajang bisnis sampingan para leader.
Catatan: Barangkali suatu saat WEBSITE akan menjadi pilar yang berikutnya , sebab hanya melalui Web-lah seorang member (sebagai ndependen Bussiness Owner/I.B.O) bisa mengontrol seluruh aktifitas bisnisnya, mulai dari omzet, aneka jenis bonus, dari siapa saja datangnya, kapan saja datangnya, bagaimana perhitungannya, alat kontrol perencanaan bisnis dll.


MLM BONUS BESAR (AMAN), CEPAT, TANPA SYARAT DAN TRANSPARAN

Alat bantu lain yang cukup sederhana adalah “JIKA ANDA MENJUMPAI BISNIS MLM YANG TERBEBAS DARI PEMBAHASAN DIATAS TERSEBUT (BUKTI KESENJANGAN DAN FAKTOR KEGAGALAN), SUDAH SANGAT BAGUS”.


SECARA UMUM PRODUK SULIT DIBANDINGKAN, BIASANYA PRODUK MLM KUALITASNYA MEMANG SANGAT BAGUS, DAN SESEORANG JUGA TIDAK BISA OVER CLAIM ATAU BAHKAN MENJELEK-JELEKKAN PRODUK MLM LAIN. TETAPI MARKETING PLAN PERLU ANDA BANDINGKAN SECARA SETELITI MUNGKIN, MISALNYA (DENGAN OMZET YANG SAMA, MISALNYA Rp 10.000,-) :

PERUSAHAAN A

PERUSAHAAN B

PERUSAHAAN C

1. Bonus Rp 2.000,- (Riil dan bukan dari PV)

1. Bonus Rp 1.000,- (permainan PV)

1. Bonus Rp 500,- (permainan PV)

2. Dibayarkan harian

2. Dibayarkan Mingguan

2. Dibayarkan Bulanan

3. Tanpa syarat tupo, side vomule, kualifikasi dll

3. Sedikit syarat (misalnya hanya tupo)

3. Banyak syarat (tupo, side vomule, kualifikasi dll)

4. Marketing Plan sangat sederhana (Transparansi bonus dan jaringan secara detail)

4. Marketing Plan agak rumit (Ada transparansi tetapi tidak detail)

4. Marketing Plan sangat rumit (Tidak transparan)

5. Probabilitas keberhasilan tinggi

5. Probabilitas Keberhasilan Sedang

5. Probabilitas Keberhasilan Rendah


Jika anda sudah mampu membuat analisis seperti itu, mudah sekali memilihnya bukan? Sebagai manusia yang normal, tentu anda / kita akan memilih perusahaan A. Berusahalah membuat analisis pribadi, hilangkan semua brainwashing dari para Upline/Leader anda, dan jawablah secara jujur, meski didalam hati.

Banyak MLM yang memiliki produk bagus, di semua MLM bisa menemukan sahabat yang sangat banyak, dan juga bisa membantu orang lain. Di semua MLM kerjanya sama yaitu memprospek orang lain, dan membina mereka (membina jaringan). Di kebanyakan MLM memiliki business school yang bagus, bahkan ada MLM yang cenderung hanya mengutamakan “business school” dan melupakan banyak hal penting lainnya.

Lalu apa yang membedakan satu sama lain sehingga masyarakat bisa MEMILIH, dan selanjutnya masyarakat tidak hanya menjadi OBJEK perusahaan MLM melainkan menjadi SUBJEK?

Tidak lain, adalah MARKETING PLAN yaitu seberapa besar anda dibayar? (Semakin besar semakin baik). Seberapa cepat anda dibayar? (semakin cepat semakin baik). Bagaimana anda dibayar (Apa syaratnya?), semakin tidak ada syarat (Tupo, TGS, Side Volume, Syarat kaki dll) tentulah semakin baik. Bagaimana transparansi bisnisnya? dan Bagaimana tingkat probabilitas keberhasilannya?

CARA YANG LEBIH SEDERHANA, COBALAH ANDA BUAT ANALISIS SEDERHANA TERHADAP BISNIS YANG ANDA LAKUKAN:

  1. Apakah biaya operasional lebih tinggi dari bonus yang anda terima?
  2. Apakah biaya operasional sama dengan bonus yang anda terima?
  3. Apakah biaya operasional lebih rendah dari bonus yang anda terima?

JIKA JAWABAN ANDA PADA NOMOR 3, BERARTI BISNIS MLM YANG ANDA LAKUKAN MASIH LAYAK ANDA KERJAKAN, NAMUN SAYA LEBIH MENYARANKAN IKUTLAH BISNIS YANG MEMBAYAR ANDA BESAR, CEPAT, TANPA SYARAT (TUPO DLL), TRANSPARAN DALAM REPORT BISNISNYA, AGAR PROBABILITAS KEBERHASILAN ANDA TINGGI.


OMZET HANYA 3, MESTINYA JENIS BONUS PUN HANYA 3 !


Seseorang mendapat bonus, tentulah jika orang tersebut berprestasi. Prestasi dalam bisnis secara umum (khususnya MLM) adalah seberapa banyak omzet orang tersebut bersama groupnya tunjukan kepada perusahaan. Omzet dalam MLM antara lain:
  1. Omzet mengajak (sponsoring). Jika seseorang (A) mengajak orang lain (B) dan orang lain tersebut join, maka A telah mendatangkan omzet buat perusahaan. Maka A layak mendapatkan bonus, yaitu Bonus Sponsor.
  2. Omzet pembinaan/pengembangan jaringan. Jika (A) mengajarkan pada (B), sehingga B mampu mengajak orang lain lagi (C). Maka (A dan B) berjasa mendatangkan omzet buat perusahaan. Bagi (B) mendatangkan omzet Sponsoring, maka layak mendapatkan bonus sponsor dan bagi (A), mendatangkan omzet perkembangan jaringan, maka (A) layak mendapatkan bonus perkembangan jaringan.
  3. Omzet belanja ulang. Jika A, B dan C melakukan belanja ulang, maka mereka berjasa telah mendatangkan omzet belanja ulang, maka mereka layak mendapatkan bonus belanja ulang.

Jika MLM memberikan jenis bonus lebih dari 3, maka layak dipertanyakan, sebab jika seseorang menjadi pengusaha umumnya ingin mengaji karyawan serendah-rendahnya, sementara jika seseorang menjadi buruh umumnya menghendaki gaji setinggi-tingginya. Oleh sebab itu kebanyakan antara buruh dengan pengusaha, senantiasa bersetru sebab memang memiliki perbedaan kepentingan.

Sungguh layak dipertanyakan jika pengusaha yang umumnya ingin menggajih karyawan serendah-rendahnya, justru menawarkan berbagai jenis bonus yang banyak. Semakin banyak jenis bonus, tentulah semakin rumit penghitungannya, tetapi kenapa hal itu dilakukan oleh perusahaan? Tiada lain adalah :

  1. Untuk menjebak member agar tidak merasa bahwa bonusnya sebenarnya kecil,
  2. Untuk menunda-nunda pembayaran bonus dengan cara membagi 3 jenis bonus diatas dipecah-pecah menjadi berbagai jenis yang lebih banyak dan masing-masing jenis bonus senantiasa bersyarat.
  3. Untuk menetapkan berbagai syarat perolehan bonus yang tidak diketahui oleh member sejak awal dll
  4. Jika jenis bonus hanya 3 diatas, maka member tidak bisa dibohongi/dijebak dll

KESIMPULAN
  • MLM secara konsep sangat bagus, namun secara realitas kebanyakan justru terlalu membebani masyarakat (terlalu banyak mengandung faktor kesenjangan dan bahkan jebakan), oleh sebab itu perlu memilih MLM
  • Sebaiknya tidak ikut MLM dengan iming-iming kemewahan ditahap awal seperti peringkat, reward, pasif income dan bonus sharing internasional dll
  • Sebaiknya tidak ikut MLM yang profit sharingnya terlalu memihak ke perusahaan seperti syarat Tupo untuk menebus bonus, pembayaran bonus yang terlalu lama (pola investasi), perhitungan bonus yang terlalu rumit sehingga mengandung banyak sekali jebakan
  • Omzet dalam MLM hanya ada 3 jenis (sponsoring, perkembangan jaringan dan belanja ulang), mestinya bonus juga hanya 3 jenis
  • Parameter memilih MLM antara lain profile dan perizinan perusahaan MLM, produk, marketing plan, leader & support system (barangkali suatu saat website menjadi parameter ke 5) sebab hanya melalui Web-lah seorang member (sebagai Independen Bussiness Owner/I.B.O) bisa mengontrol seluruh aktifitas bisnisnya, mulai dari omzet, aneka jenis bonus, dari siapa saja datangnya, kapan saja datangnya, bagaimana perhitungannya, alat kontrol perencanaan bisnis dll.
  • Sebaiknya ikut MLM yang kerjanya relatif ringan, bonus dibayar besar (tetapi perusahaan tetap aman), bonus dibayar cepat, bonus dibayar dengan tanpa syarat apapun (kecuali kerja), bonus dibayar dengan transparan, dibayar dengan jenis bonus yang minimal tetapi dengan optimal jumlahnya, probabilitas keberhasilan tinggi dan mengajari untuk tidak fanatik! (Perusahaan Type A)!!!

KRITIK DAN SARAN YANG KONSTRUKTIF DARI ANDA SANGAT SAYA SYUKURI.

Semoga Anda (Kita Semua) Menjumpai Bisnis Network Marketing, yang “Untung Menguntungkan” antara Perusahaan dengan Distributor, Distributor dengan Distributor.

Sukses !!! Wassalam


Maulana Rezi
Hp: 0813 2148 7073
Email : maulanarezi@yahoo.com